Suatu siang di Pelabuhan Petikemas Tanjung Priok

Jakarta di bulan Juli begitu panas. Berada di luar ruangan rasanya seperti akan meleleh saja. Memandang jalan di kejauhan semacam fatamorgana, berbayang karena teriknya matahari.

Siang itu saya dan rekan-rekan blogger naik ke atap gedung SPC JICT (Serikat Pekerja Container/ Jakarta internasional Container Terminal).

Dari atas gedung pemandangan ke arah terminal petikemas sungguh memesona. Truk-truk besar masuk melalui pintu yang berbentuk loket. Truk yang kosong akan mengambil Container/petikemas import. Sedangkan truk dengan muatan Container akan mengirimkan barang ekspor.

Kegiatan di pelabuhan petikemas Tanjung Priok tak pernah berhenti. Pelabuhan sebagai jantung perekonomian nasioal yang beroperasi selama 24 jam.

Lalu saya melihat alat-alat berat yang bergerak kesana-kemari mengangkut dan memindahkan petikemas dengan ukuran besar.

Jika ada sedikit saja kesalahan dalam mengoperasikan alat tersebut akibatnya akan fatal. Nyawa menjadi taruhannya. Di bawah banyak pekerja yang terlibat dalam proses bongkar muat peti kemas tersebut.
Petikemas harus disusun dengan rapi dan presisi sebelum dipindahkan ke kapal demikian juga sebaliknya.

Untuk mengoperasikan alat-alat berat tersebut dibutuhkan keahlian dengan jam terbang tinggi dan memiliki sertifikat yang sesuai.

Bukan itu saja, jam kerja yang panjang dan membutuhkan konsentrasi tinggi membuat para pekerja bongkar muat harus selalu fokus. Keselamatan kerja adalah yang utama. Namun tetap saja masih dapat terjadi kecelakaan kerja.

Pekerjaan yang tak boleh berhenti meski cuaca buruk sekalipun, karena kecepatan dan ketepatan waktu menentukan biaya dan produktivitas perusahaan.

Beberapa pekerja mengisahkan, bahkan hujan badai sekalipun tetap harus bekerja meskipun berbahaya. Misalnya saat naik tangga yang tinggi dan licin untuk mengoperasikan alat-alat berat. Atau saat posisi kapal terombang-ambing oleh badai hingga sangat sulit memindahkan dan memposisikan petikemas dengan baik dan benar dan menyelesaikan pekerjaan dengan aman dan selamat.

Sebuah kehidupan yang keras. Dan hanya manusia tangguh saja yang sanggup bertahan dan terus berusaha untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

Sebagai ujung tombak dalam sebuah proses bongkar muat petikemas, sudah selayaknya para pekerja bongkar muat diangkat menjadi pegawai tetap karena pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan inti.

Mengingat keahlian dan loyalitas mereka selama bertahun-tahun dan kinerja yang mumpuni sehingga perusahaan dapat berjalan lancar dan menguntungkan.

Hari Kamis, 19 Juli 2018 dilakukan pengawasan langsung oleh Sudin Nakertrans Jakarta Utara ke lapangan (terminal petikemas JICT) yang di ikuti juga oleh perwakilan dari FPPI dan SPC.

Semoga Suku dinas tenaga kerja dan transmigrasi Jakarta Utara dapat membantu para tenaga kerja bongkar muat yang tergabung dalam SPC JICT untuk mendapatkan kembali pekerjaan mereka dan diangkat sebagai pegawai tetap.

Eka Murti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.