Sumber: YouTube Greenprosa

Sampah merupakan masalah yang terus dicari solusi penanganannya dari waktu ke waktu. Karena semakin banyak jumlah manusia dan kegiatannya akan semakin menumpuk pula sampah yang dihasilkan.

Berbagai cara dicari untuk dapat mengelola sampah secara efektif. Salah satunya telah dilakukan oleh Arky Gilang dari Banyumas, Jawa Tengah.

Fakta Tentang Sampah Organik yang Sering Diabaikan Banyak Orang

Sampah organik adalah hasil buangan atau limbah yang mudah terurai secara alamiah.

Sampah Organik terdiri dari dua jenis yaitu kering dan basah. Sampah Organik memiliki beberapa manfaat jika dikelola dengan benar. Diantaranya:

1. Sebagai pupuk

2. Pakan ternak

3. Biogas

Disamping manfaatnya sampah Organik ternyata juga memiliki efek bahaya bagi manusia.

1. Jika sampah organik dan anorganik tercampur maka akan menimbulkan bau busuk yang mengganggu pernafasan. Serta menyebabkan berbagai macam penyakit.

2. Menghasilkan cairan leachate atau air Lindi, berasal dari air hujan yang menimpa timbunan sampah. Air Lindi bisa mengurangi kualitas tanah dan air di sekitar sampah. Sehingga cairan ini berbahaya bagi lingkungan.

3. Sampah Organik yang menumpuk dalam jangka panjang bisa menghasilkan gas metana yang jika dalam kondisi tertutup kekurangan oksigen dan sinar matahari bisa mengakibatkan ledakan. Efek ledakan ini dapat menyebabkan korban jiwa.

4. Berkontribusi terhadap peningkatan gas rumah kaca sebesar 14%.

5. Merupakan kerugian hingga 78 Milyar per tahunnya.

Tentu saja efek samping timbunan sampah ini berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Oleh sebab itu harus ditangani dengan lebih baik.

Greenprosa

Sumber: site Greenprosa

Arky Gilang mendirikan Greenprosa pada tahun 2018 untuk mengelola limbah organik di kampungnya. Tumpukan sampah berbau dan tak sedap dipandang mata bagi sebagian orang merupakan gangguan, sebuah tanda kekumuhan dan sumber masalah.  Namun bagi Arky Gilang tumpukan sampah ini adalah modal utama usahanya.

Arky Gilang Wahab mengawali usahanya mengelola sampah di desa Banjaranyar bermodalkan maggot seberat 5 gram dan memberi makan maggot tersebut dari sampah yang mereka dapatkan di kampung mereka, hasil dari budidaya maggot ini adalah pupuk organik sejumlah 7 kilogram.

Budidaya Maggot BSF

Sumber: site Greenprosa

Maggot BSF adalah larva lalat Black Soldier Fly yang berada di fase ke dua metamorfosis, sebelum menjadi lalat dewasa.

Bentuk Maggot BSF ini cukup besar serta memiliki kandungan protein, lemak, mineral dan asam amino esensial yang membuatnya menjadi pakan ternak bergizi tinggi.

Arky Gilang fokus mengelola sampah organik yang digunakan sebagai bahan pangan budidaya Maggot BSF.

Produk Maggot BSF hasil GreenProsa adalah pakan ikan atau pelet.

Pengelolaan Sampah di Greenprosa

Sumber: YouTube Greenprosa

Arky Gilang bekerja sama dengan warga sekitar untuk melakukan pengelolaan sampah. Memilah sampah organik dan anorganik serta menggunakan sesuai peruntukan. Pengelolaan sampah organik dengan biokonversi.

Biokonversi merupakan proses berkelanjutan yang memanfaatkan larva serangga untuk mentransformasi sampah organik. Selanjutnya larva tersebut mengkonversi nutrisi dari sampah dan disimpan sebagai biomassa.

Sampah organik dipilih dan digunakan untuk pakan larva maggot yang dibudidayakan. Green Prosa menggunakan lalat BSF karena ukurannya yang besar dan jenis lalat yang tidak menyebabkan penyakit.

Selain memiliki tekstur kenyal maggot mengeluarkan enzim yang bermanfaat bagi pakan ikan, maggot juga dapat mengkonversi sampah serta mengurangi massa sampah 52%-56% sehingga Maggot dapat dijadikan solusi untuk mengurangi limbah organik.

Tercatat 9.979 ton sampah berhasil dikelola oleh Greenprosa hingga Agustus 2022. Sejumlah 6.244 ton merupakan sampah organik, selebihnya sebanyak 3736 ton adalah sampah anorganik.

Greenprosa Libatkan Semua Elemen Masyarakat

Sumber: YouTube Greenprosa

Dalam pengelolaan sampah Greenprosa melibatkan seluruh elemen masyarakat. Institusi -institusi, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi dan industri . Tak ketinggalan garda terdepan mereka adalah satgas hijau.

Bukan semata mengejar keuntungan namun Greenprosa memiliki prinsip: Memberdayakan masyarakat, ekonomi sirkular dan ramah lingkungan. Tak heran jika Greenprosa menggunakan tagline “Berkontribusi dalam menciptakan industri hijau berkelanjutan dengan teknologi biokonversi Maggot BSF”

Tak heran jika usaha Arky Gilang Wahab ini mengantarkannya menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia bidang Lingkungan pada tahun 2021.

Sumber: SATU INDONESIA

SATU Indonesia merupakan apresiasi yang diberikan Astra International.Tbk kepada generasi muda yang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitarnya dalam berbagai bidang. Selain lingkungan terdapat kategori lainnya yaitu pendidikan, kesehatan, teknologi kewirausahaan dan kelompok.

Dengan adanya program milik Arky, pemerintah Banyumas merasa terbantu dan mereka kemudian memberikan dukungan berupa tempat untuk mengolah bubur sampah yang kemudian dilaksanakan di TPST.

Sampah-sampah organik yang diantar tersebut kemudian diolah menjadi bubur sampah untuk pakan larva maggot, bubur sampah tersebut kemudian diproses maggot untuk diolah menjadi pupuk organik.

Bermula hanya dengan mengolah sampah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, kini ia mampu mengolah 5 ton sampah setiap hari yang berasal dari 5.500 rumah dan 72 instansi pemerintah di kecamatan Sumbang dan Sokaraja.

Mulai dari lingkungan terkecil, lakukan langkah pertama dengan ide sederhana dan kerja keras pantang menyerah. Arky Gilang Wahab telah membuktikan generasi muda bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat. Sosok inspiratif bukan karena ucapan namun wujud nyata karya yang bermanfaat untuk Indonesia yang lebih baik hari ini dan masa depan.

Salam.

 

 

 

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

You May Also Like