Pemahaman banyak orang tentang seni tari adalah perpaduan gerak dan musik. Entah musik tercipta lebih dulu diikuti gerakan atau sebaliknya dimana pemilihan kedua unsur ini menciptakan sebuah genre dalam seni tari.
Tapi tidak dengan tari kontemporer, wirasa adalah fokus sebuah karya tari yang menghubungkan koreografer, penari dan penonton.
Indonesia Dance Festival (IDF)
Indonesian Dance Festival (IDF) festival tari kontemporer terbesar dan terlanggeng di Asia Tenggara adalah sebuah laboratorium dalam ekosistem tari kontemporer di Indonesia. Festival bienial ini memberi ruang bagi koreografer lokal untuk mengembangkan potensi mereka, sekaligus mempertemukan mereka dengan tokoh-tokoh tari global.
Berbagai macam kegiatan telah dilakukan sejak didirikan pada tahun 1992. Bisa dikatakan IDF adalah festival tari aktif yang paling langgeng di Asia Tenggara. Sepanjangb erdirinya, IDF rutin mengadakan program festival dua tahunannya serta berbagai program pendidikan yang berlangsung sepanjang tahun. Sudah menyelenggarakan lebih dari 270 performans yang melibatkan lebih dari 330 koreogorafer, dan memproduksi 43 karya komisi dan rekonstruksi.
Pendiri Indonesia Dance Festival adalah tiga orang penari legendaris yaitu Maria Darmaningsih, Melina Surya Dewi dan Nungki Kusumastuti. Ketiganya terkenal sangat berdedikiasi dalam pengembangan seni tari di Indonesia.
Indonesia Dance Festival (IDF) 2024
Seperti IDF tahun-tahun sebelumnya Festival ke-17 tahun ini juga memiliki serangkaian kegiatan. IDF 2024 akan kembali digelar pada 2-6 November 2024 di Jakarta.
Mengusung tema “Liquid Ranah”, IDF 2024 mengajak seniman dan penonton untuk menjelajahi berbagai kemungkinan gerak yang cair. Dengan eksplorasi bentuk, identitas, kenangan, suara, gestur, tindakan, dan pikiran, festival ini merayakan bagaimana tari kontemporer memperkaya interaksi kita dengan tempat, komunitas, dan media sehari-hari.
Kedekatan personal akan sangat terasa dalam karya yang ditampilkan. Mengungkapkapkan wirasa pada tiap gerak maupun ekspresi penari.
Festival ini berlangsung di tiga lokasi: Graha Bhakti Budaya, Komunitas Salihara Arts Center, dan Gedung Kesenian Jakarta.
Road to IDF
Indonesia Dance Festival (IDF) bukan hanya menyajikan pentas tari yang bisa dinikmati penonton secara langsung saja namun ada serangkaian kegiatan lainnya. Bagi masyarakat yang berminat terlibat dalam IDF ada beberapa program yang dapat diikuti seperti Matatari.
Selama festival, seniman dan koreografer yang terlibat juga akan mengadakan workshop dan masterclass. Program edukatif ini ditujukan bagi praktisi tari dan penggemar yang ingin mendalami tari kontemporer lebih jauh.
Tentu saja yang sangat dinantikan adalah Evening Performance dimana kita dapat menyaksikan karya seni tari kontemporer secara langsung.
Kampana
Kampana merupakan salah satu program yang disediakan oleh Indonesian Dance Festival (IDF), merupakan laboratorium untuk memberikan ruang dan waktu bagi seniman muda untuk mengembangkan penelitian artistik mereka.
Tahun ini melibatkan enam peserta yang dipilih secara ketat. Empat peserta berasal dari Indonesia Ella Mutiara, Ishvara Devati, Wayan Sumahardika dan Try Anggara. Sementara dua lainnya Noutnapha Soydala berasal dari Laos dan Bunny Cadag dari Philipina.
Keenam peserta ini mempresentasikan karya masing-masing untuk kemudian diskusikan dan mendapat masukan dari para kurator. Kurator IDF tidak semua berasal dari Indonesia, hanya Linda Mayasari dan Nia Agustina sedangkan River Lin berasal dari Perancis dan Arco Renz dari Jerman.
Para peserta mempresentasikan karya yang mereka bawa sebelumnya dan setelah mendapat masukan melakukan rekonstruksi untuk menciptakan sebuah karya yang memiliki keterhubungan dengan penonton serta mengusung nilai-nilai personal mereka.
Tari kontemporer membuka ruang yang luas untuk ekplorasi gerak dan bahkan kolaborasi dengan seni lainnya. Konsep tari kontemporer yang cair membiarkan penonton memiliki persepsi masing-masing tanpa perlu memaksakan narasi sang koreografer.
Jika kemudian ada yang mempertanyakan, “Apakah tari kontemporer adalah seni tari Indonesia?” Tentu saja tari kontemporer adalah bagian dari seni tari Indonesia. Seperti dijelaskan oleh Linda Mayasari salah seorang kurator IDF, dalam setiap karya tari kontemporer memiliki unsur subyektif dari pengalaman hidup dan lingkungan sehari-hari koreografer yang mewujud dalam karya yang bisa sangat tradisional maupun tidak, tapi itulah keunikan tari kontemporer.
Sampai jumpa di Indonesia Dance Festival 2-6 November 2024.
Salam