Sebuah Tradisi Bernama Jakarta Fair



Warga Jakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengetahui bahwa Jakarta Fair adalah event tahunan yang digelar oleh pemerintah provinsi DKI. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dalam memperingati ulang tahun Jakarta.
Awalnya Jakarta Fair diselenggarakan di areal Monas sejak tahun 1968 hingga 1991.  Sejak dibuka pertama kali pada 5 Juni 1968 event ini selalu rutin terlaksana. Hingga perkembangan zaman memaksa acara tahunan ini untuk mencari tempat yg lebih luas, maka sejak itulah diadakan di Kemayoran bekas bandara Kemayoran Jakrta.
Pameran berskala internasional dengan jenis produk beragam dari mulai kebutuhan rumah tangga hingga otomotif. Namun berbeda dengan expo-expolainnya Jakarta Fair meniliki ruh-nya sendiri. Ciri-ciri tradisional betawi melekat kuat, seperti aneka kuliner dan kebudayaan betawi yang dapat dinikmati pengunjung.

Pengalaman Berbelanja yang Mamuaskan

Berbagai produk unggulan dalam negeri dipamerkan agar dikenal dan dapat diserap pasar dalam negeri sekaligus mengangkatnya di kancah internasional.
Berburu barang diskon dari merk ternama serta jaminan produk yang bagus membuat pengunjung yang berbelanja di Jakarta Fair marasa puas dan selalu ingin kembali. 
Bahkan kini dengan kemudahan teknologi peluang usaha jasa titip terbuka semakin lebar. Pelaku usaha on line membeli barang dengan harga diskon di Jakarta Fair dan menambahkan ongkos jasa belanjanya bagi pembeli di seluruh penjuru negeri. Meski ada tambahan biaya harga tetap lebih murah dibanding yang dijual di toko retail biasa.
Selain diskon, Grand Prize juga menjadi incaran pengunjung. Dengan hadiah utama sepeda motor dan mobil pengunjung semakin bersemangat untuk berbelanja.

Tradisi Unik Khas Jakarta 

Hingga saat ini Jakarta Fair sudah menjadi tradisi yang dinantikan oleh masyarakat. Tradisi ke Jakarta Fair berlangsung dari generasi ke generasi. Sejak saya kecil pergi ke Jakarta Fair bersama keluarga adalah sebuah pengalaman reksreasi yang menyenangkan dan sangat berkesan.
Itulah salah satu hal yang membedakan Jakarta Fair dengan acara expo lainnya. Bukan hanya ajang promosi perdagangan saja namun sebagai sarana rekreasi keluarga.
Setiap keluarga memiliki kisahnya sendiri tentang pengalaman hadir di ajang yang diadakan lebih dari satu bulan ini.
Waktu selama itu ternyata masih saja tak   cukup. Selain tentu saja berburu barang diskon dan aneka hadiah seringkali membutuhkan waktu kunjungan berkali-kali namun juga untuk menikmati kegembiraan dan keramaian aneka hiburan di Jakarta Fair sangat menyenangkan.
Khususnya bagi pecinta musik, setiap malam digelar acara love musik dengan penampil band dan penyanyi terkenal ibu kota. Pengunjung berkerumun di depan panggung utama untuk menyaksikannya.
Anak-anak memiliki wahana bermainnya sendiri yang tentu saja mengasyikan. Setiap tahun selalu ada yang baru dan mengikuti trend terkini. Seperti tahun ini ada city of light atau anjungan taman lampion dengan aneka bentuk berwar a warni yang cantik dan anggun.  Serta  arena bermain salju yang selalu dipenuhi anak-anak yang merasa betah dan asyik bermain. Mengingat tak pernah ada ada salju di Jakarta tentulah ini merupakan pengalaman baru bagi mereka. 
Kegembiraan masa kecil akan membekas hingga dewasa.
Ini adalah sebuah fakta, karena saya masih mengingat dengan jelas kenikmatan rasa donut yang selalu dibeli saat kecil yang hanya ada di Jakarta Fair. Jadi donut itu sungguh istimewa karena hanya bisa dinikmati setahun sekali. Hingga sekarang setiap kali berkunjung ke Jakarta Fair saya selalu menyempatkan membelinya, sambil mengenang masa kecil yang begitu gembira di kemeriahan Jakarta Fair.
Ah, sungguh sebuah tradisi yang harus dilestarikan. Karena Jakarta Fair menyimpan terlalu banyak kenangan manis. Sampai jumpa di Jakarta Fair tahun depan.
Salam
Eka Murti

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

You May Also Like