Sayangi Jantung Sejak Muda dengan Hidup Cerdik


Sayangi Jantung Sejak Muda dengan Hidup Cerdik

Anatomi Jantung

Jantung sehat adalah sumber kehidupan. Mendapat berita kematian mendatangkan perasaan berduka. Terlebih jika kita mengenal orang itu secara dekat. Seperti berita tentang meninggalnya seorang teman di usia muda karena serangan jantung. Usianya masih muda namun sudah menderita jantung koroner.

My Heart your Heart

Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh utama dari golongan penyakit tidak menular selain stroke. Fakta mengejutkan lainnya adalah penyakit jantung koroner sudah mulai menyerang orang muda usia. Sample Registration System (SSR) Indonesia tahun 2014 menunjukkan penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke, yaitu sebesar 12.9% dari seluruh penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hal ini selaras dengan data dari badan kesehatan dunia WHO tahun 2015 yang menyatakan bahwa dari seluruh penyebab kematian tidak menular 45% disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah.

Mengapa demikian? Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama  yang menjadi tantangan dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia adalah:
  • 93.5% penduduk usia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur
  • 36.3% penduduk usia >15 tahun merokok
  • 26.1% penduduk kurang aktivitas fisik
  • 4.6% penduduk usia >10 tahun mengkonsumsi minuman beralkohol.


Faktor risiko tersebut merupakan penyebab terjadinya penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes militus dan dislipidemia yang merupakan pintu masuk terjadinya penyakit jantung koroner.

Tanda & Gejala Penyakit Jantung Koroner


Orang muda sekarang telah memilki berbagai faktor risiko tersebut akibat pola hidup yang tidak sehat Penyakit jantung koroner seringkali tidak terdeteksi akibat penderita yang tidak secara rutin memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan. Hingga pada suatu titik tubuh tak lagi sanggup menahannya hingga terjadilah serangan jantung.

Dan yang harus diperhatikan adalah penyakit jantung koroner merupakan penyakit dengan multi risiko. Jadi meski secara fisik aktif bukan berarti akan terhindar dari PJK. Faktor-fator lain juga harus diperhatikan secara seksama, agar kita benar-benar bisa hidup dengan jantung yang berdetak sehat.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) 

Penyakit jantung koroner

Menurut dr. Bambang dari RS Jantung harapan Kita, penyakit jantung koroner adalah gangguan akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyumbatan akibat kerusakan dinding pembuluh darah.

Pembuluh darah koroner khusus bertugas men-suport jantung. Tidak selamanya alirannya bagus dapat tersumbat akibat pola hidup yang salah. Atherclerosis adalah pengerasan dinding arteri akibat arteroma (plak kekuningan) pada dinding pembuluh darah arteri. Penumpukan lemak di arterilah yang menyebabkan penyumbatan arteri jantung.

Sindroma koroner akut adalah serangan jantung yang harus segera mendapat pertolongan di pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas penanganannya. Hal ini terjadi akibat sumbatan pada arteri jantung pecah.

lokasi nyeri akibat penyakit jantung koroner


Risiko penyakit jantung koroner terbagi dua: risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Untuk yang tidak dapat dimodifikasi yang harus dilakukan adalah mengontrolnya secara teratur agar tidak menjadi masalag dikemudian hari.

Faktor risiko penyakit jantung koroner
Sementara untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi maka kita harus mulai melakukan pencegahan dengan cara menjalani pola hidup sehat. Khusus perokok menurut dokter Bambang 64% pasien serangan jantung koroner adalah perokok.

Paradigma mengubah pola hidup sehat setelah terdiagnosa atau setelah mengalami serangan jantung harus diubah. Karena sebaiknya melakukan pola hidup sehat agar tidak sampai terkena penyakit jantung koroner.

Cerdik untuk Pencegahan

Salah satu cara menyayangi jantung adalah dengan hidup CERDIK.

Cek kesehatan secara berkala
Enyahkan asap rokok
Rajin aktivitas fisik
Diet sehat dan seimbang
Istirahat cukup
Kelola stress

Memaksakan diri untuk selalu melakukan pola hidup cerdik agar menjadi sebuah kebiasaan yang sehat tentu lebih ringan jika dibandingkan dengan harus menyandang penyakit jantung koroner selama sisa umur kita.

Penyakit jantung koroner Indonesia memiliki kecederungan untuk meningkat. Hal ini dapar dilihat dari adanya peningkatan beban biaya kesehatan setiap tahunnya melalui data dari BPJS. Artinya setiap tahun pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan karena penyakit jantung koroner meningkat.

Departemen Kesehatan terus berupaya melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular salah satunya adalah penyakit jantung koroner dengan melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengurangi upaya kuratif dan rehabilitatif.

GERMAS, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat difokuskan pada kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur, sesuai dengan inpres nomor 1 tahun 2017.

  • Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga yang sejalan dengan  agenda ke-5 Nawacita, yaitu meningkatkan kualitas hidup sehat manusia Indonesia yang dimulai dari keluarga.
  • Meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku CERDIK
  • Melakukan pola hidup PATUH bagi penyandang penyakit tidak menular.

PATUH untuk kualitas Hidup Lebih Baik

Jika telah terkena penyakit jantung koroner maka penderita akan menyandangnya seumur hidup. Penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan namun bisa dikontrol agar hidup lebih berkualitas. Namun sebelum terdiagnosa penyakit jantung koroner ada baiknya kita melakukan tindakan pencegahan dengan mengurangi perilaku yang berisiko.

Melalukan pola hidup PATUH untuk mengontrol penyakit tidak menular yang sudah telanjur kita sandang agar kehidupan kita lebih berkualitas.

Periksa kesehatan secara rutin
Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
Tetap aktivitas fisik dengan aman
Upayakan diet sehat dan gizi seimbang
Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya.

Mengikuti himbauan dari kementrian kesehatan untuk membiasakan pola hidup sehat agar panjang umur merupakan jalan terbaik bagi kita. Karena melakukan perubahan pola hidup adalah sebauah janji sederhana untuk kesehatan jantung.

Seperti yang diungkapkan dr Cut Putri dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan RI, sesayang-sayangnya sama jantung jangan sampai bertunangan. Iya, yang diberi cincin kekasih hati saja, jangan jantungnya.

Yuk, mumpung di tahun ini tema peringatan hari jantung sedunia adalah “My Heart, Your Heart” kita sayangi jantung sejak sekarang. Berubah demi kesayangan adalah perubahan yang membahagiakan, Sayangi jantung sejak muda dengan komitmet hidup sehat.
Salam,
Eka Murti


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.