Menumbuhkan Kepemimpinan Inklusi Perempuan Indonesia

Menumbuhkan Kepemimpinan Inklusi Perempuan Indonesia

 PeBersama ibu Mathilda penulis buku Melati di Taman Keberagaman

Kepemimpinan perempuan identik dengan posisi tertentu di ranah publik. Demikian yang dipahami banyak orang. Namun sejatinya kepemimpinan seharusnya ditumbuhkan dalam diri setiap orang.

Kepemimpinan yang Mendukung Keberagaman

Memberdayakan perempuan Indonesia dengan menumbuhkan jiwa kepemimpinan berlandaskan keberagaman merupakan pekerjaan rumah yang terus diupayakan melalui berbagai cara.

Mathilda AMW Birowo mengejawantahkan visi ini dalam sebuah buku berjudul “Melati di Taman Keberagaman: Praktik  KepemimpinanInklusi di Indonesia dan Australia”. Sesuai dengan judulnya
buku ini membahas bagaimana memahami pentingnya keberagaman dan inklusi dalam kepemimpinan perempuan. Studi kasus di dua negara tentang identifikasi cara-cara meningkatkan keterampilan kepemimpinan yang efektif dan mampu mempengaruhi perubahan.

Fokus buku ini adalah usaha agar perempuan Indonesia memiliki leadership literacy. Nilai-nilai kepemimpinan ada dalam diri setiap perempuan. Dengan memahami potensi diri, berani bersikap,
bersuara dan merebut peluang yang ada. Perempuan Indonesia sudah saatnya bertumbuh dan berkembang menjadi agen perubahan dan persatuan bangsa dengan kekuatan jiwa kepemimpinan yang menjunjung kebhinekaan. Mempromosikan program-program keberagaman melalui pribadi, komunitas maupun organisasi.

Talk Show dan Peluncuran Buku

Nara sumber Talk Show

Peran perempuan begitu kuat mengingat kelebihan yang dimiliki seperti insting dan jiwa keibuan yang memudahkan menjalani tugas merawat keberagaman, menjaga kelangsungan hidup,
meredakan konflik dan memelihara perdamaian.

Buku terbitan Grasindo ini diluncurkan pada sebuah sebuah talk show dengan tema “Kepemimpinan
dalam Merawat Kebinekaan” dalam memperingati kesaktian Pancasila dan Sumpah Pemuda.

Selain Mathilda hadir dua pembicara lainnya yaitu Prof. Dr. Musdah Mulia dari ICRP dan ibu Hermie.
Kleden seorang Senior Journalist & Media Mentor. Ketiga pembicara adalah perempuan yang
memiliki pemikiran dan atensi pada mempromosikan inklusifitas serta keberagaman dalam
masyarakat Indonesia.

Visi yang begitu besar harus diwujudkan melalui misi yang nyata. Saat ini posisi perempuan Indonesia masih merupakan kelompok rentan. Artinya secara sosial dan hukum masih membutuhkan perlindungan dari negara. Ada satu kementrian khusus yang menangani Pemberdayaan perempuan (KPPPA). Hal ini mencerminkan kondisi perempuan saat ini masih harus terus diupayakan agar semakin berkembang dan bertumbuh menjadi lebih baik dan mampu memiliki
akses yang setara dalam semua lini.
Permasalahan pemberdayaan perempuan bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja namun juga
menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang mendorong
keberagaman dalam setiap diri perempuan.

Pemahaman dan Kesadaran Diri
Buku yang ditulis oleh Mathilda memiliki beberapa poin penting terkait isu-isu terkini di tanah air.
Dalam satu topik bahasan diungkapkan tentang kepemimpinan efektif dalam mempengaruhi perubahan.

Dalam sebuah studi di Australia penulis mendapatkan pengetahuan tentang praktik terbaik yang berskala internasional dalam mendorong perspektif yang toleran dalam komunitasug multimama dan multikultural. Selain itu juga kemampuan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi
oleh pemimpin perempuan dalam organisasi dengan sebagian besar pria dan mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan itu.

Pemahaman dan Kesadaran diri bahwa setiap perempuan adalah istimewa diIndonesia masih terbentur oleh banyak dinding penghalang seperti kultur patriarki yang menempatkan posisi perempuan lebih rendah dari pria. Sebenarnya kesetaraan bukan soal menunjukkan perempuan
lebih kuat dari pria namun lebih pada kesempatan dan peluang serta hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.

Kekerasan terhadap perempuan masih merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus.

Perdagangan Manusia dan kaum difabel adalah isu yang dibahas secara mendalam dalam satu bab tersendiri. Menumbuhkan kesadaran individu bahwa diri kita sebagai perempuan adalah manusia yang berharga dan berhak hidup damai dengan segala keputusan yang diambil untuk menjadi manusia mandiri seutuhnya ternyata bukan hanya urusan pribadi. Namun juga menjadi agenda nasional agar sesama perempuan saling mendukung demi kemajuan pribadi dan bangsa.

Tim Blomil

Menerima diri sendiri dan menghargai perbedaan dalam berbangsa adalah jalan untuk menciptakan perdamaian di bumi pertiwi.

Salam

Eka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.