HIDUP BERKUALITAS DENGAN CARA CERDIK
Workshop Blogger Kesehatan |
Setiap insan memiliki keinginan untuk hidup dalam usia yang panjang dan berkualitas. Meningkatnya teknologi dan fasilitas kesehatan, usia harapan hidup semakin meningkat. Namun bertambahnya usia harapan hidup bukan berarti meningkatnya kualitas hidup. Karena saat ini bukan hanya penyakit infeksi menular yang menjadi kekhawatiran namun juga Penyakit Tidak Menular (PTM).
CERDIK
Penyakit tidak menular disebabkan oleh banyak faktor. Seiring bertambahnya usia dan munculnya penyakit degenartif yang akan menurunkan kualitas hidup jika dibarengi dengan adanya penyakit tidak menular. Perubahan lingkungan dan pola hidup sangat mempengaruhi munculnya penyakit tidak menular. Kian hari justru pasien yang datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan-keluhan ini semakin meningkat
Dari tahun 2016 sampai tahun 2018 terlihat peningkatan biaya pelayanan katastrofik dalam JKN, sebenarnya penyakit katastrofik dapat dicegah sejak dini dengan penguatan upaya promotive preventif yang dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan yang lain. Diharapkan dalam program JKN fungsi dokter tidak hanya mengobati namun juga melakukan pelayanan promotive preventif .
Kementrian Kesehatan mengkampanyekan hidup berkualitas dengan caraCERDIK.
CERDIK
C = Cek Kesehatan Secara Rutin
E = Enyahkan Asap Rokok
R = Rajin Aktivitas Fisik
D = Diet Seimbang
I = Istirahat Cukup
K = Kelola Stres
Jika kita menjalani hidup dengan CERDIK kita akan dapat terhindar dari penyakit menular. Jika kita sudah terdiagnosa dengan penyakit tersebut kita dapat mengontrol dan menjaga kualitas hidup lebih baik. Dengan melakukan cek kesehatan secara rutin kita dapat mengetahui kondisi tubuh apakah semua indikator kesehatan normal atau mulai menunjukkan gejala suatu penyakit tidak menular yang akan menurunkan kualitas hidup di kemudian hari.
Enyahkan asap rokok hingga saat ini masih gencar dipromosikan di ruang publik. Idelanya semakin luas ruang publik bebas asap rokok maka semakin bagus kualitas udara di sekitarnya, sehingga menurunkan factor resiko penyakit akibat asap rokok.
Rajin aktivitas fisik juga harus dilakukan secara rutin, terukur dan terstruktur sehingga aktivitas fisik ini bukan hanya sekadar bergerak namun memenuhi kebutuhan tubuh akan gerak. Olah raga secara teratur 30 menit sehari. Jika kita ingin mencapai tujuan tertentu seperti menurunkan berat badan tentu saja pola dan pilihan olah raganya akan berbeda dengan orang yang hanya ingin bugar saja.
Diet seimbang adalah pola makan yang memenuhi semua kebutuhan tubuh akan nutrisi. Dengan porsi piring nasiku kebutuhan itu sudah tercukupi. Namun jika seorang ingin menurunkan berat badan maka pola makannya akan berubah menjadi pola T, dimana porsi nasi menjadi dua kali porsi nasi atau karbo hidrat lainnya.
Istrirahat cukup menjadi kebutuhan bagi tubuh agar dapat beraktivitas secara maksimal sepanjang hari dan dalam jangka panjang. Tubuh yang dipaksa bekerja keras tentu saja akan mengalami kelelahan yang bisa berakibat pada timbulnya berbagai penyakit. Penuhi hak tubuh untuk beristirahat dan memperbaiki sel-sel yang rusak secara alami.
Mengelola stress menjadi kebutuhan bagi setiap orang, karena tak ada seorang pun yang terlepas dari stress. Melakukan relaksasi atau melakukan kegiatan bagi rohani lainnya bisa menjadi cara untuk mengelola stress yang menumpuk. Terutama bagi warga yang tinggal di kota besar dengan tuntutan hidup yang lebih keras dan faktor pemicu stress yang lebih tinggi.
Kesehatan jiwa penting dicermati, karena seringkali diabaikan sehingga justru dapat memperburuk kondisi fisik seseorang khususnya saat terdiagnosa suatu penyakit yang berat. Stress yang tak dikelola dengan baik dapat memicu atau berbagai penyakit.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Asap Rokok dan Penurunan Kualitas Hidup
Saat melakukan kunjungan ke RSU Persahabatan di bilangan Rawa Mangun Jakarta Timur, kami bertemu dengan pasien yang menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Emfimisema dan Bronkitis kronis merupakan kondisi paling umum yang dialami penderita PPOK, dimana penderita mengalami terhalangnya aliran udara dan membuat sulit bernapas.
Kerusakan paru akibat PPOK tidak dapat dipulihkan. Kerusakan yang berlangsung secara perlahan dan dalam jangka waktu panjang ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang atau seumur hidup.
PPOK harus didasarkan pada diagnose medis. Jadi, tak dapat hanya dilihat dari beberapa ciri gangguan pernapasan saja. Pasien akan tergantung seumur hidup dengan obat-obatan inhaler dan steroid atau obat oral untuk mengendalikan kerusakan yang lebih parah.
Pak Ali, salah satu pasien yang saya temui berkisah bahwa selama 33 tahun dia adalah perokok aktif. Ditambah pekerjaan fisik sebagai tukang batu membuat paru-parunya mengalami gangguan. Dan setelah terdiagnosa PPOK maka seketika itu pula berhentu merokok.
Setelah mengalami kerusakan paru dan kesulitan dalam bernapas merokok tak lagi menjadi pilihan saat waktu senggang atau saat stress meningkat. Pilihannya hanya mempertahankan yang tersisa atau memperparah kerusakan.
Workshop Blogger Kesehatan |
Tak lagi menjadi perokok aktif bukan berarti pasien PPOK akan bebas. Seperti yang dialami pak Ali, saat menghadiri sebuah acara dimana tamu lainnya merokok dan beliau terpapar asap rokok saja sudah membuatnya sesak napas. Pada saat itu obatnya pun sudah habis, maka harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
RSU Persahabatan telah menjadi RS rujukan paru nasional. Maka tak salah jika pasien dengan penyakit paru melakukan pengobatan penyakitnya disana. Para dokter akan menangani dengan keahlian dan dedikasi tinggi. Disamping tentu saja fasilitas kesehatan yang mumpuni.
Melihat betapa menderitanya pasien PPOK sudah selayaknya kita meningkatkan kesadaran untuk memulai dan secara konsisten mempertahan pola hidup sehat. Terutama jauhi tembakau dan asap rokok yang secara masiv merupakan salah satu faktor resiko penyakit tidak menular khususnya paru-paru.
Jangan tambahi beban keluarga dengan penyakit kita yang tak dapat disembuhkan. Bukan hanya kita yang merasakan tersiksanya hidup dengan berbagai penyakit, namun juga keluarga yang turut menanggung beban mental dan finansial untuk terus- menerus melakukan berbagai upaya pengobatan secara rutin.
Workshop Blogger Kesehatan |
Sayangi diri, sayangi keluarga dengan cara CERDIK. Untuk mendapat berbagai informasi terkait Penyakit Tidak Menular dapat mengakses situ resmi Direktorat P2PTM Kemenkes http://p2ptm.kemkes.go.id atau melalui media sosial lainnya: https://www.facebook.com/p2ptmkemenkesRI Intagram: @p2ptm.kemkes.go.id, Twitter: @ p2ptm.kemkes.go.i
Salam
Eka Murti