GWRF 2019 AJANG PENGEMBANGAN LITERASI BAHASA DAN BUDAYA DI INDONESIA

GWRF 2019 AJANG PENGEMBANGAN LITERASI BAHASA DAN BUDAYA DI INDONESIA

GWRF 2019

Gramedia Writer Reader Forum (GWRF) 2019 mengusung tema “Literacy in Diversity”. Keberagaman adalah sebuah kenyataan bagi negeri kita. Keberagaman sudah melekat sejak awal negara kita berdiri. Maka sudah seharusnya keberagaman menjadi sebuah kekuatan untuk kemajuan bangsa dan bukan menjadi penghalang atau justru perusak persatuan bangsa. Dengan mengenbangkan literasi yang berlandaskan keberagaman diharapkan dapat meningkatkan pemahaman literasi masyarakat Indonesia dalam hal literasi bahasa dan juga budaya.

Menurut UNESCO  literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman.

Ada 6 Literasi dasar dalam Gerakan Literasi Nasional.
1. literasi baca tulis
2. numerasi
3. sains
4. Digital
5 finansial
6. budaya dan kewarganegaraan

Minat Baca dan Literasi Baca Tulis

Berdasarkan survey yang dilakukan Organization for Economic Corporation and Development (OECD) tahun 2015 menunjukkan minat baca anak Indonesia tergolong rendah yakni berada pada peringkat 69 dari 76 negara dengan skor rata-rata 397 dari skor rata-rata internasional 500.

Sementara Kang Maman Suherman salah satu pembicara padaGWRF 2019 mengatakan bahwa tingginya minat baca masyarakat suatu negara akan memiliki dampak ke segala segi kehidupan bukan hanya meningkatkan kemampuan individual saja. Dari hasil penelitian nampak korelasi antara minat baca dengan kebahagiaan. Negara dengan penduduk yang banyak membaca buku adalah negara dengan tingkat kebahagiaan yang tinggi.

Secara implisit nampak bahwa orang yang melek literasi baca tulis dan membaca banyak buku memiliki kemampuan untuk berkembang lebih cepat dalam berbagai segi kehidupan lainnya.

Literasi Baca Tulis dan Budaya

Dalam mengembangkan literasi yang berdasar pada keragaman ini diharapkan akan bermuara pada meningkatnya literasi budaya masyarakat Indonesia. Dengan beragamnya literasi baca tulis masyarakat dapat menerima perbedaan dengan pikiran terbuka. Mengedepankan dialog dalam menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa.

Keseruan kelas-kelas GWFR 2019 bisa dilihat di sini:

Dengan berkembangnya “Literacy in Diversity”, berkembang pula kemampuan memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Kebudyaan bangsa yang beragam adalah kekayaan bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
Dialog Penulis dan Pembaca
GWRF mempertemukan penulis dan pembaca dalam satu forum. Meski santai namun perbincangan di dalam kelas-kelas diharapkan mampu memberi perspektif baru mengenai literasi di Indonesia. Mencerahkan dan memberi wawasan baik bagi pembaca juga bagi penulis dan secara umum bagi perkembangan literasi di Indonesia.

Salam

Eka Murti

#GWRF2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.