Melihat orang-orang di sekitar masih ada yang abai dalam menjalani protokol kesehatan, melenggang dengan santai tanpa mengenakan masker seolah tak terjadi apa-apa di dunia ini sungguh membuat miris. Masa Pandemi memang tak harus dihadapi dengan ketakutan atau kecemasan berlebihan namun tak juga boleh diabaikan. Adaptasi kebiasaan baru penting agar kita hidup nyaman di masa pandemi.
Cara Hidup Baru di Era Pandemi
Dalam upaya menghentikan laju penyebaran virus covid-19 pemerintah telah melalukan berbagai upaya salah satunya dengan Work From Home(WFH) dan School From home (SFH), serta melarang kegiatan berkumpul. Kehidupan yang biasa dijalani sehari-hari mendadak berubah.
Ada protokol kesehatan yang harus ditaati oleh seluruh elemen masyarakat. Kondisi ini tentu membuat sebagian orang merasa tidak nyaman. Pergerakannya tidak lagi bebas. Namun hidup harus terus berjalan dan harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan saat ini.
Kita tak boleh bersikukuh dengan pendapat sendiri dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Meski tak mudah namun adaptasi kebiasaan baru sangan krusial untuk segera dilakukan oleh seluruh masyarakat. Tentu agar tujuan menghentikan penyebaran virus covid-19 dapat tercapai.
Saat ini virus covid-19 telah mengalami mutasi dan dapat menyebar melalui udara atau aerosol. Kemungkinan akan semakin mudah bagi siapa saja untuk tertular virus ini. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala khas namun bukan berarti terbebas dari virus tersebut.
Edukasi Protol Kesehatan Zaman Now
Dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya adaptasi kebiasaan baru dengan menjalankan protokol kesehatan, Kemenkes RI melakukan upaya-upaya penyebaran informasi secara masif. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengadakan seminar online tentang edukasi Protokol Kesehatan Zaman Now bersama para blogger.
Faktor Pendorong Transmisi Virus Covid-19
Dijelaskan oleh dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdapat 5 faktor pendorong transmisi virus covid-19 ini.
1. 1. Jumlah Populasi
Jumlah populasi tentu memengaruhi kecepatan penyebaran Coron Virus Disease-2019 (Covid-19) yang merupakan penyakit baru.Dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov2). Jumlah populasi yang besar dalam suatu wilayah akan mendorong penyebaran virus ini lebih cepat dan lebih luas.
2. 2. Praktek Mencuci tangan Masih Rendah
Pada kenyataannya praktek mencuci tangan masih sering diabaikan oleh masyarakat. Jika terdapat tempat mencuci tangan bersama-sama beberapa orang mengelap tangan yang basah dengan satu lap secara bergantian. Hal ini menjadikan prosedur cuci tangan gagal mencegah penyebaran virus.
Meski nampak sepele tapi hal-hal seperti ini harus diinformasikan dengan baik agar dapat diterima dan dijadikan kebiasaan baru.
3. 3. Pelaku Perjalanan
Pelaku perjalanan tentu menjadi rentan terhadapo virus karena bertemu dengan banyak orang yang tak diketahui kondisinya jika belum melakukan tes. Pun dapat menjadi perantara atau pembawa virus yang mungkin saja tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas.
Bagi pelaku perjalanan atau siapapun yang ingin melakukan tes Swab secara mandiri, dapat cek di sini: https://www.jagatmaheswari.com/p/sitemap-jagat-maheswari.html
4. 4. Jumlah ISPA berat
Penyebaran virus melalui droplet dengan cara bersin atau batuk. Jika tidak menggunakan masker maka kemungkinan penyebaran virus menjadi lebih mudah.
5. 5. Populasi tinggal di wilayah urban
Tak pelak situasi di wilayah urban yang padat menjadi pendorong cepatnya virus menyebar. Jika masyarakat tak segera menjalani protokol kesehatan dengan benar maka akan sulit untuk mencegah laju kecepatan penyebaran virus ini.
Kebiasaan Baru Demi Kebaikan Bersama
Menyampaikan informasi yang benar agar dapat diterima dengan tangan terbuka dan diikuti dengan suka rela oleh masyarakat. Adaptasi kebiasaan baru tak lagi bisa diterapkan melalui ancaman. Pendekatan kultural diperlukan agar kesadaran itu timbul dari dalam diri sendiri.
Bunda Romi, seorang psikolog juga memberikan nilai-nilai moral yang harus dimiliki oleh masyarakat agar kebiasaan baru dapat diterapkan dalam semua aspek kehidupan secara menyeluruh.
Salah satunya adalah kita harus memiliki tenggang rasa yang baik agar kita dapat menjaga diri sendiri dan orang lain dari penularan virus covid. Dengan memakai masker kita sudah melakukan upaya tersebut secara nyata.
Selain itu dijelaskan juga cara memberi informasi kepada anak tentang kondisi saat ini dan bagaimana kebiasaan baru harus dijalani adalah dengan memberikan contoh secara langsung. Sehingga anak paham dan meniru tindakan-tindakan baik yang benar.
Dukungan Komunitas
Menyebarkan semangat serta informasi yang benar terkait protocol kesehatan serta adaptasi kebiasaan baru perlu mendapat dukungan dari seluruh pihak. Tak terkecuali komunitas. Termasuk komunitas blogger yang memiliki angota dengan kemampuan menyebarkan informasi melalui tulisan serta memberi pengaruh secara langsung kepada lingkungan.
Adaptasi Kebiasaan baru Demi Diri Sendiri , Keluarga dan Orang lain
Mulai dari diri sendiri, sebagai invidu yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan diri sendiri tentu kita harus menjaganya dengan sungguh-sungguh. Salah satu cara memproteksi diri adalah dengan adaptasi kebiasaan baru yang baru dengan 3M: Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan Menjaga jarak dengan orang lain.
Setelah kita menrapkan pada diri sendiri kemudian lingkungan terkecil yaitu keluarga agar dapat menjadi contoh bagi lingkungan nantinya. Hidup nyaman di masa pandemi dengan adaptasi kebiasaan baru sesuai protocol kesehatan. Tentu tak lupa kita selalu berdoa agar pandemic segera berakhir.
Salam
Eka Murti